Senin, 11 Mei 2009

Dunia Berkencan


Dunia Berkencan

Sebagai seorang lelaki, bila Anda bermaksud membangun suatu hubungan yang serius, jika tingkah laku kita terjebak atau berdasarkan metode cowboy tulen/macho man, yang menganggap perempuan tidak sederajat atau tidak senilai dengan segala yang lelaki punyai, ada kemungkinan hubungan Anda akan penuh dengan pergolakan karena batin Anda tidak yakin bahwa perempuan itu cocok untuk Anda. Bisa juga Anda selalu berkesan bahwa perempuan itu sebagai makhluk lemah yang harus dilindungi.


Tentu saja batin kita pun akan berontak jika Anda hanya dilihat sebagai mesin pencetak uang pencari nafkah, atau sebagai satpam yang menjaga saja. Tentu saja Anda sebagai lelaki tidak ingin hanya hal itu yang berkesan di hati perempuan pendamping hidup Anda.


Siapa yang tidak mau mendapat respek dari kejiwaan seorang perempuan. Seperti diperlakukan dengan lembut, diharapkan untuk selalu bersama, baik dalam acara bersuka maupun sebagai teman berbagi duka. Bukan sebagai makhluk yang ditakuti atau diperas tenaganya hanya untuk "menghidupi". Yang pasti, Anda pun tidak akan senang didominansi seorang perempuan.


Mungkin yang paling tepat, kita mau hubungan antara lelaki dan perempuan lebih digambarkan sebagai hubungan dua insan yang sama-sama memanusiakan kemanusiaannya. Istilah bahasa Jawa-nya diwongake. Istilah umumnya sebagai belahan jiwa, istilah bahasa Inggris-nya soulmate. Siapa bilang lelaki tidak memimpikan datangnya seorang perempuan yang memiliki inner beauty walaupun tiap lelaki melihat inner beauty-nya tentu tidak sama satu dengan yang lain.


Banyak orangtua menasihati anaknya yang sedang mencari jodoh demikian: "Carilah istri yang mau diajak susah", itu nasihat orangtua yang bisa dikatakan memberitahukan anaknya jika memilih perempuan yang bersedia hidup susah, bukan hanya mau senangnya saja (berlimpah materi), tetapi dalam dunia lelaki tentu saja nasihat itu lain lagi maknanya. Biasanya kaum lelaki juga meminta istrinya untuk bisa betah diajak "susah" karena dia punya perempuan lain (beristri banyak).

Sebagai seorang perempuan, tentu saja, bila ingin berhubungan serius dengan seorang lelaki, berharap benar-benar dapat seorang manusia sejati, bukan seorang aktor yang sedang berperan menjadi seseorang yang kita idam-idamkan, mencuri perhatian dan berusaha menyogok kita dengan penghargaan-penghargaan (pujian). Tentu juga bukan sebagai seseorang yang ingin menguasai hidup kita, apalagi sebagai makhluk pendamping yang bisa berubah menjadi monster penyiksa baik secara batin maupun fisik.


Sebagai seorang perempuan, jelas kita tidak mau diperlakukan sebagai pemuas nafsu saja, juga bukan mengiyakan pendapat profesor Heymans, ahli jiwa dari Jerman, yang memberi pendapatnya bahwa perempuan hanya baik untuk 4 K, yaitu Kirche, Kurche, Kinder, Kieider (Gereja = maksudnya keagamaan, Dapur, Anak-anak, Pakaian = maksudnya bersolek memikat lelaki).


Mungkin itu bisa menjadi kelemahan besar seorang lelaki, bilamana Anda tidak berani bertingkah laku, untuk membawa seorang perempuan dalam kenikmatan hidup yang sesungguhnya karena itu berarti Anda tidak mengambil perempuan untuk serius menjadi belahan jiwa, sekaligus membawa (menjadikan) diri Anda sebagai aktor palsu. Dengan kelakuan ke "jantanan palsu" yang Anda gelar untuk mendapat kesan dari perempuan, tetapi itu tidak berlangsung lama karena sejalan dengan waktu tentu akan mendapat perlawanan karena perempuan tidak senang dianggap manusia nomor dua, dan tidak mau diperlakukan secara begitu oleh seorang lelaki.


Perempuan di lingkungan primitif juga punya pandangan, yang mengatakan bahwa seorang lelaki hanya dipandang sebagai penanam bibit (penerus keturunan), bahkan sebagai pemuas nafsu para perempuannya, sehingga di beberapa suku pendalaman seorang lelaki dibebaskan dari bekerja fisik, hidupnya dibiarkan hanya untuk memelihara kebugaran dan keperkasaannya untuk selalu siap berhubungan intim. Begitu dia dianggap loyo, tamatlah status kelelakiannya. Dianggap tidak berguna, bahkan terusir dari lingkungannya. (hal itu kita melihat kesamaan dari kehidupan singa)


Sebagai Belahan Jiwa

Jika pendapat itu dianut oleh pasangan hidup kita, tentu saja hubungan akan berdasarkan perbedaan derajat dan fungsinya saja. Bukan sebagai hubungan dua insan yang saling mendukung dan memerlukan, sehingga tidak diragukan lagi ketenangan dan kepuasan batin sebagai dua orang yang dipersatukan akan banyak mengalami pergolakan, yang terkadang tidak bisa dipersatukan lagi, maka perceraianlah jalan keluarnya.


Jatuh cinta berjuta rasa, tertawa menangis karena jatuh cinta. Oh... asyiknya! Nah, itu penggalan lagu tahun delapan puluhan yang dipopularkan oleh Eddy Silitonga.


Banyak perempuan yang jatuh cinta kepada "macho kekar" = berpendirian teguh, bisa memimpin dengan tegas, bertubuh atletis dan sangat memperhatikan penampilannya. Yang sekaligus berperilaku lembut, banyak perhatian terkesan sangat menyayangi. Kualitas lelaki model ini, ibarat aktor kondang yang sedang beraksi.


Jika kita bisa sedikit bersabar, jangan cepat jatuh cinta pada lelaki idaman ini, tentu kita bisa punya lebih banyak waktu untuk menganalisis perilakunya, seperti dalam ilmu jiwa, semua kelakuan yang diperlihatkan punya kompensasinya. Karena itu, seseorang yang bertingkah laku kekar bisa disimpulkan sebagai yang butuh mencari perhatiaan, minta direspek (walaupun tidak semuanya begitu). Atau perilaku itu sebagai kompensasi dari sesuatu yang sebetulnya dia sembunyikan karena banyak lelaki yang kelihatannya "garang" dan tegas, tetapi begitu mendapat sedikit gejolak masalah dalam hidupnya, langsung "jatuh" menjadi pribadi yang sangat rapuh.


Banyak lelaki yang terkesan "kokoh" menjadi pribadi yang sulit mengeluarkan perasaannya sehingga jika hal itu menjadi kebiasaan suatu saat meledak menjadi masalah serius dalam hubungan dengan Anda, atau dengan diri sendiri.


Seseorang yang tidak butuh kompensasi untuk perilakunya, dia akan berlaku wajar-wajar saja, dengan penampilan yang wajar dan tindakan yang wajar, dan yang penting menjadi seseorang yang bisa diajak berdiskusi, mampu menerima kritikan, mampu membuka diri untuk menambah wawasan (menerima saran), dan menghargai perempuan sebagai sesama makhluk yang mempunyai derajat dan kemampuan yang sama-sama dibutuhkan bersama.


Sebagai seorang perempuan tentu Anda bisa punya naluri menilai perilaku seorang lelaki yang sungguh-sungguh, atau hanya sandiwara untuk menjlat-jilat Anda, agar bisa mendapatkan diri Anda (baca : dapat SEX dari anda)


Sering kali terjadi seorang perempuan yang sedang jatuh cinta sulit melihat secara realistis bahwa lelaki di hadapannya bukanlah seseorang yang cocok untuk hidup bersamanya. Walaupun ada sedikit terkuak dan di batin merasakan, sering kali hal tersebut dikesampingkan. Itulah bahayanya jika sedang kasmaran. Apa pun yang dilihat indah menyenangkan. Hal-hal lain dimasukkan sebagai risiko di kemudian hari.


Soal idaman tentu saja perempuan dan lelaki punya kreteria sendiri-sendiri. Ada perempuan yang tertarik dengan lelaki yang ramah, suka menolong dan menomorsatukan perempuan, dan ada perempuan yang tertarik serta penasaran dengan lelaki yang terkesan acuh, tidak gampang menoleh (tertarik) pada perempuan dan semakin tidak bergeming, semakin penasaran sang perempuan yang mencoba memikatnya.


Lelaki-lelaki yang dinilai negatif oleh perempuan adalah grup lelaki yang (bukan selalu) terlalu pasif dan sudah bisa diramal perbuatannya. Umumnya tidak ada inisiatif dan apa yang terjadi, atau harus dilakukan, terkesan mempunyai sikap pasrah (mudah menyerah).


Selain itu, perempuan tidak tertarik dengan grup itu karena perempuan perlu lelaki yang bisa mendukung mereka, memberi keamanan, berani ambil keputusan. Lelaki yang lemah lembut seolah menurut saja apa yang diputuskan oleh perempuan, lelaki model itu umumnya perempuan tidak tertarik dengan mereka. Jadi, perempuan hanya melihat mereka sebagai teman, kepercayaan dan teman baik sebab yang utama, perempuan punya kebutuhan ditunjang secara emosi.


Lelaki-lelaki yang diburu oleh perempuan umumnya yang punya kepribadian kuat, tidak meremehkan kaum perempuan, tetapi juga tidak menjadi tukang obral rayuan. Ada kecenderungan zaman sekarang, banyak perempuan muda yang mengidamkan lelaki-lelaki yang mampan dalam materi, pintar, berpikiran modern, serta sehat lahir batin, sedangkan usia tidak menjadi masalah.!


Perempuan Idaman Lelaki

Sama dengan perempuan, lelaki pun dalam mengidam-idamkan perempuan pasti setiap orang punya kriteria sendiri-sendiri. Ada lelaki yang menyukai perempuan berdasarkan penampilannya, baik riasan wajah maupun perhiasan serta pakaiannya. Tetapi, ada lelaki yang menyukai perempuan yang sederhana dalam penampilan, bahkan tanpa hiasan wajah sama sekali. Semakin polos semakin dia katakan cantik sederhana.


Ada lelaki yang mengidamkan perempuan berdasarkan pendidikannya, ada juga yang berdasarkan karakter keibuannya, serta ada yang berdasar perilakunya yang enak diajak gaul (seksi, cantik, modern, pintar).


Perempuan idaman lelaki modern adalah cantik luar dalam, yaitu selain elok dipandang, terampil bergaul, juga mempunyai otak yang cemerlang karena perempuan seperti itulah yang bisa diajak berdiskusi dan mampu mewakili prestise pendampingnya. Sekali lagi usia tidak dipermasalahkan. Saat ini banyak lelaki yang jauh lebih muda cari pasangan yang usianya di atas mereka.


Nah, melihat dari idaman masing-masing, baik lelaki maupun perempuan, ternyata sudah terjadi pergeseran yang sangat jauh dari kriteria idaman di zaman dulu. Siapkah kita menjadi idaman seseorang, serta dapatkah menemukan idaman kita? Tentu butuh usaha dan ketekunan untuk mewujudkannya.


ditulis oleh :

Lianny Hendranata untuk "Suara Pembaruan" edisi 31 Juli 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar