Senin, 28 Juni 2010

Pernikahan Tanpa Seks

Sungguh suatu hal yang jarang dibahas, dimana sebuah pernikahan penuh dengan cinta, tapi tidak melakukan hubungan seks antar pasangannya. Siapa bilang jika kita mencintai seseorang harus selalu melakukan hubungan seks dengannya.!


Banyak yang tidak percaya, ternyata tampa seks pernikahan juga bisa harmonis, karena landasannya kasihsayang, bukan hanya cinta fisik.! Dengan kasihsayang segalanya akan menjadi maklum akan kekurangan orang lain.


gambar ilustrasi ini diambil dari image google


Jelas semua pasangan berharap, pernikahannya selalu bahagia penuh dengan cinta dan kepuasan seks, tetapi jika suatu hari melakukan hubungan seks tidak lagi indah dan mampu, apakah sebuah pernikahan harus bubar.? Jika kita mencintai seseorang bukan hanya sebatas fisik, maka ketiadaan seks dalam perjalanan cinta itu, Tidak akan membuat kita meninggalkan pasangan kita.


Dalam suatu bincang-bincang dalam sebuah lokakarya yang saya gelar, dimana topik diberi judul ” Mencintai Tanpa Seks” sungguh suatu yang mengejutkan, ternyata ini bukan hal yang luar biasa untuk pelakunya, itu hal yang biasa saja.! Hidup tanpa melakukan hubungan seks dengan pasangan, bukan suatu yang patut diakhiri dengan perceraian atau perselingkuhan dengan melibatkan orang ketiga.


Salah satu peserta yang hadir memberi suatu ungkapan yang patut kita catat dan hargai. Demikian ungkapnya tentang arti mencintai tanpa harus melakukan hubungan seks.!


Sexless marriage” itu bisa dijalani jika ada prinsip ‘pengorbanan (sacrifice)’ yang tulus, biasanya atas dasar kasih sayang (compassion).! Tentu saja jika pasangan tersebut, sejak sebelum menikah sudah mengetahui kondisi yang akan dihadapi seperti itu, biasanya ekpektasinya ketika nikah juga tidak berubah. Berbeda, jika pasangan mengalami kondisi sexless marriage pada saat setelah menikah, umumnya kondisi ini diluar ekspektasi keduanya (misal salah satu dari pasangan tersebut sakit) biasanya lebih berat dijalaninya karena prinsip ‘pengorbanan’ belum dipersiapkan.


Memang betul arti hubungan seks, sebetulnya bukan cuma coitus /penetrasi, Banyak cara untuk bisa mendapatkan kepuasan dari pasangan tanpa harus melakukan coitus misalnya, saling berpelukan dan menjaga keintiman, keromantisan bersama, kwalitas pertemuan sangat menentukan, sebab tidaklah mungkin sepasang orang yang selalu berteriak penuh kebencian akan senang melakukan hubungan seks penuh cinta.


Saat ini banyak sekali pasangan yang melakukan hubungan seks dengan hati mendongkol penuh kebencian, bukan penuh cinta.! Hal ini yang mendorong pasangan untuk memliliki idaman lain, selain istri atau suaminya sendiri.


Pada pasangan yang komunikasinya buruk, dimana terjadi kondisi salah satu pihak tidak mampu melakukan hubungan seks yang disebabkan sakit penyakit atau kondisi lainnya, jika hal ini tidak pernah dikomunikasikan secara terbuka, dimana pasanagn sering menolak berhubungan intim, maka bisa terjadi salah tangkap makna dari keadaan / kondisi pasangan. Hal ini bisa ditangkap sebagai isyarat bahwa pasangan diperbolehkan mencari kepuasan dari luar diri mereka, mirip izin tersembunyi, yang penting status pernikahan masih dipertahankan, jika ini terjadi pada pihak istri yang sakit, maka suami dianggap asal masih bertanggung jawab dalam ikatan pernikahan, maka kepausan seks bisa dijalankan dengan orang lain.


Seks memang bukanlah hal terpenting dalam hidup berumah tangga, tetapi jika masalah seksual tidak dikomunikasikan dengan baik, maka akan menjadi masalah berrkepanjangan yang bisa menyita waktu dan pikiran kita.


salam bahagia semoga bermanfaat,

L.H

Catatan : artikel ini bagian dari postingan yang lebih dulu “Seks karena Cinta”

asal tulisan dari:

http://images.cdn.realviewdigital.com/djvu/Suara%20Pembaruan/Suara%20Pembaruan/13-Jun-2010/webimages/page0000015_1.jpg



Tidak ada komentar:

Posting Komentar